Minggu, 26 Agustus 2007

Artikel Anthurium

Anthurium

Anthurium termasuk tanaman dari keluarga Araceae. Tanaman berdaun indah ini masih berkerabat dengan sejumlah tanaman hias populer semacam aglaonema, philodendron,keladi hias, dan alokasia. Dalam keluarga araceae,anthurium adalah genus dengan jumlah jenis terbanyak. Diperkirakan ada sekitar 1000 jenis anggota marga anthurium.

Tanaman ini termasuk jenis tanaman evergreen atau tidak mengenal masa dormansi. Dialam, biasanya tanaman ini hidup secara epifit dengan menempel di batang pohon. Dapat juga hidup secara terestrial di dasar hutan.

Daya tarik utama dari anthurium adalah bentuk daunnya yang indah, unik, dan bervariasi. Daun umumnya berwarna hijau tua dengan urat dan tulang daun besar dan menonjol. Sehingga membuat sosok tanaman ini tampak kekar namun tetap memancarkan keanggunan tatkala dewasa. Tidak heran bila tanaman ini memiliki kesan mewah dan eksklusif. Dimasa lalu, anthurium banyak menjadi hiasan taman dan istana kerajaan-kerajaan di Jawa. Konon, dipuja sebagai tanaman para raja.

Secara umum anthurium dibedakan menjadi dua yaitu jenis anthurium daun dan jenis anthurium bunga. Anthurium daun memiliki daya pikat terutama dari bentuk-bentuk daunya yang istimewa. Sedangkan anthurium bunga lebih menonjolkan keragaman bunga baik hasil hibrid maupun spesies. Biasanya jenis anthurium bunga dijadikan untuk bunga potong.

Kiat Memelihara Anthurium

Penampilan tanaman athurium yang prima selalu menjadi dambaan setiap pemiliknya. Untuk dapat memiliki anthurium yang mantap, prima, eksklusif dan megah, serta sedap dipandang mata, perawatan jelas menjadi kunci utama.

A. PENYIRAMAN:
Penyiraman memegang peran penting untuk menjamin pertumbuhan anthurium yang sehat. Namun demikian selalu disarankan, penyiraman tidak boleh berlebihan. Air tidak boleh sampai tergenang, atau media sampai becek. Secara ringkas, penyiraman anthurium hanya berfungsi untuk menjaga kelembaban media saja.

Yang ideal penyiraman dilakukan satu hari sekali, pada pagi hari sebelum pukul 10.00 atau sore hari setelah pukul 17.00, untuk menghindari penguapan. Pada musim kemarau, atau saat suhu sangat tinggi dan kelembaban udara juga meningkat, jadwal penyiraman boleh dilakukan 2-3 kali sehari. Apabila media masih basah, penyiraman tidak perlu dilakukan. Penyiraman yang terlampau sering justru menyebabkan tanaman busuk dan memicu munculnya penyakit.

Upayakan menggunakan air yang bersih dan terhindar dari pencemaran. Penyiraman bisa dilakukan dengan sprayer ke arah media tanamnya, bukan pada daunnya untuk menjaga agar daun tidak robek.

B. PEMUPUKAN:
Pupuk dasar bagi anthurium adalah NPK. Di pasaran saat ini tersedia pupuk NPK dalam bentuk slow release seperti Dekastar atau Osmocote. Apabila menggunakan pupuk ini, pemupukan cukup dilakukan enam bulan sekali. Pupuk NPK diberikan dengan cara disebar di sekitar tajuk tanaman. Jumlahnya, mengikuti petunjuk yang tertera pada kemasan.

Jenis pupuk yang diberikan, sebaiknya disesuaikan dengan kondisi dan fase pertumbuahnnya:

· Pada tanaman muda, gunakan pupuk dengan kandungan N (Nitrogen) yang tinggi untuk merangsang pertumbuhan vegetatif.

· Pada saat tanaman sudah mencapai fase generatif, bisa diberikan pupuk dengan kandungan P (Phospor) dan K (Kalium) yang tinggi guna merangsang munculnya bunga.
Selain pupuk dasar NPK, sebaiknya juga diberikan pupuk kandang atau humus sedikitnya setahun sekali. Pupuk kandang yang digunakan harus steril. Untuk anthurium daun, banyak hobbyst menambahkan dengan menyemprotkan pupuk majemuk, seperti Gandasil atau Atonik sesuai aturan. Disebut pupuk majemuk karena kandungannya tidak hanya NPK tetapi juga ada unsur tambahan.

C. PENEMPATAN:
Anthurium sebaiknya ditempatkan di tempat semi teduh. Tepatnya, lokasi dengan intensitas cahaya antara 30-40%. Misalnya, di teras rumah, halaman rumah di bawah pohon pelindung, atau ruangan dalam dekat jendela.
Jika diletakkan di dalam rumah, sebaiknya taruh dekat jendela atau yang terkena cahaya matahari. Anthurium yang diletakkan di dalam rumah, sebaiknya di keluarkan secara berkala. Sedikitnya 3 hari sekali selama sehari penuh. Karena tanaman yang terlalu lama bnerada di dalam ruangan, cenderung membuat daun-daunnya pucat. Jika ruangan ber-AC, daun menjadi kering dan warna hijau menjadi kusam.

Jika diletakkan di halaman terbuka, harus menggunakan shading net yang memiliki ketebalan 60%, yang memungkinkan hanya 40 % cahaya masuk. Jangan terlalu gelap, atau teduh. Ini bisa membuat pertumbuhan fisik tanaman terganggu. Misalnya, tangkai daun anthurium yang mestinya bertangkai pendek, menjadi memanjang, bentuk daun yang mestinya bulat, menjadi runcing, dan berbagai perubahan lainnya. Yang selalu harus diingat, jangan sampai anthurium kita terkena cahaya matahari langsung, daun anthurium bisa terbakar (necrosis) dan musnah sudah keindahan anthurium sebagai tanaman hias berdaun indah.

D. PERAWATAN DAUN:
Daun adalah bagian dari anthurium yang paling spesial. Kalau daun anthurium kotor penuh debu, atau sobek, kadar ketistimewaannya dengan sendirinya akan merosot.

Untuk menjaga agar daun-daun anthurium kita selalu kinclong dan ngejreng, tentu saja kita harus menjaganya dari kotoran atau debu. Kalau dianggap perlu, boleh saja kita melapnya dengan tissue basah atau kain halus yang basah, setiap hari.

Sedang untuk menjaga agar daun-daun anthurium yang kita sayangi tidak sobek, atau hangus terbakar matahari sebaiknya kita meletakkan tanaman anthurium di tempat yang kita anggap paling aman baik dari lalulintas orang lalulalang maupun cahaya matahari langsung.

E. SANITASI:
Yang dimaksud sanitasi di sini adalah kebersihan yang meliputi kebersihan lingkungan, media tanam dan alat kerja. Harus diingat, bahwa kondisi lingkungan dan cuaca jelek, terutama di musim hujan sering-sering memicu munculnya berbagai jenis penyakit seperti bakteri atau jamur.

Media tanam selalu dianjurkan steril. Tujuannya, juga untuk mencegah munculnya
cendawan.
(Dikutip dari buku Pesona Anthurium Daun karangan Kurniawan Junaedhie, Penerbit Agromedia Pustaka, Jakarta)

Syarat Hidup Anthurium

Tanaman anthurium termasuk tanaman yang bandel dan tidak manja. Jadi, memiliki dan merawat tanaman anthurium tidak repot. Tanaman ini, misalnya, tak butuh pemangkasan seperti pada tanaman cemara udang. Juga tak terlalu digemari kutu atau hama seperti pada tanaman sikas.

Anthurium juga dikenal sebagai tanaman dari keluarga arracae yang paling mudah beradaptasi dengan lingkungan.

Yang paling penting, jangan abaikan beberapa persyaratan hidup dibawah ini:

A. LOKASI:
Pada dasarnya, di Indonesia, tanaman anthurium dapat beradaptasi dengan baik di segala tempat: baik di dataran rendah maupun di dataran tinggi. Namun untuk menjamin pertumbuhan anthurium yang bagus, daerah atau lingkungan tumbuh ideal bagi anthurium adalah di dataran menengah (medium) sampai dataran tinggi (antara 600 m – 1.400 m dpl).

B. SUHU:
Anthurium daun tumbuh ideal di dataran sedang yang bersuhu 24—28º C pada siang hari dan 18—21º C pada malam hari. Karena pada suhu tersebut menyebabkan perangsangan produksi klorofil (zat hijau daun) lebih banyak, sehingga warna daunnya menjadi lebih hijau. Namun, tanaman yang gampang perawatannya ini juga dapat beradaptasi dengan baik di daerah dataran rendah yang bersuhu 28—31º C pada siang hari dan 21—25º C pada malam hari.


C. KELEMBABAN:
Kelembapan adalah jumlah kandungan air di udara pada suatu lokasi. Anthurium dapat hidup pada kelembapan cukup tinggi, yakni 60—80%. Kalau kelembapan kurang dari 60%, tanaman akan cepat layu. Sedangkan, jika kelembapan lebih dari 80% akan memicu tumbuhnya jamur pada media sehingga mengancam kesehatan tanaman. Penyiraman pada tanah atau semprotan air yang lembut pada tanaman dapat meningkatkan kelembapan. Untuk mengukur kelembaban, gunakan Higrometer, alat pengukur suhu, yang bisa dibeli di toko2/ apotek di kota anda.

D. SINAR MATAHARI:
Sebagai tanaman yang hidup di daerah menengah dan tinggi, Anthurium tidak tahan terhadap panas matahari langsung. Tanaman anthurium yang menerima sinar matahari secara langsung atau berlebihan akan mengalami dehidrasi: daun-daunnya mongering atau hangus terbakar.

Sebaliknya bila kekurangan cahaya juga dapat mengakibatkan pertumbuhan tanaman terganggu. Misalnya, daun menjadi pucat atau lemas.

Yang ideal, anthurium membutuhkan tempat yang semi teduh (semi naungan). Kira-kira, lingkungan yang menerima sinar matahari dengan intensitas cahaya sekitar 30-60 %.

Jika Anda tinggal di dataran rendah seperti Jakarta, atau Surabaya, sebaiknya menggunakan shading net, yang berukuran 65% atau jika lokasi Anda di dataran menengah bisa menggunakan shading net berukuran 55%.

E. ANGIN DAN SIRKULASI UDARA:
Angin dan sirkulasi udara berkaitan erat dengan hal-hal yang sudah sebut di atas. Dalam kondisi suhu udara meninggi, maupun rendah sirkulasi udara bisa menjaga kestabilan kelembaban.

F. AIR:
Seperti halnya pada tanaman lain, air merupakan unsur penting untuk pembentukan akar, cabang, daun dan bunga. Namun dalam soal air, bagi Anthurium bisa dibilang, “malu-malu tapi mau”. Tepatnya, dia membutuhkan media tanam yang lembab. Penyiraman hanya dilakukan bila media telah kering. Media yang becek tergenang air, tidak bersahabat bagi tanaman ini. Kebanyakan air siraman, bisa membuat anthurium celaka, karena akar anthurium membusuk.

Penyiraman sebaiknya dilakukan dua hari sekali hanya bila cuaca panas atau pada musim kemarau. Tapi bila musim hujan, lihat kondisi dulu. Kalau media masih basah, penyiraman tidak perlu dilakukan.

Kalau bisa, selalu gunakan air yang bersih dan bebas dari pencemaran.

G. MEDIA TANAM:

Media tanam memegang peranan penting bagi pertumbuhan dan kesehatan anthurium.

1. Syarat Media Tanam

* Derajat keasaman (pH) media tanam yang ideal bagi anthurium adalah 6—7. Namun, anthurium masih mungkin hidup di media ber-pH 5,5 atau 6,5. Pada pH 7 atau netral, anthurium dapat tumbuh optimal karena ketersediaan unsur hara pada media terpenuhi dan ada jaminan kemampuan akar dalam menyerap nutrisi atau zat hara. Angka pH sangat penting karena berpengaruh pada kandungan unsur hara di media. Media disebut masam (tanda media miskin hara) jika angka pH di atas 7, dan disebut basa jika pH ada di bawah angka 7. Pada kondisi media asam, . umumnya cendawan lebih mudah tumbuh, meski ada juga cendawan yang tumbuh pada media ber-pH netral atau sedikit basa seperti jamur fusarium.
Cara untuk menaikkan pH media tanam, taburkan dolomit secara bertahap. Dolomit mengandung kalsium dan magnesium karbonat. Sebaliknya jika media dianggap terlalu basa, kita bisa menaburkan belerang pada media tanam. Cara yang paling praktis, ganti saja media tanamnya.
* Porositas adalah kemampuan media dalam menyerap air. Tingkat porositas tanaman di setiap daerah berbeda-beda. Di daerah dataran rendah yang berudara panas, sehingga tingkat penguapannya tinggi, media harus mampu menahan air sehingga tidak mudah kering. Sedangkan di daerah dataran sedang dan tinggi yang umumnya sering hujan, gunakan media berporositas tinggi atau tidak boleh mengikat air terlampau banyak. Komposisi media yang digunakan sangat menentukan tingkat porositasnya.
* Steril artinya media harus terbebas organisme yang dapat menyebabkan penyakit, seperti bakteri, spora, jamur, dan telur siput. Cara melakukannya cukup gampang, ada yang mengukus media tanam, menjemur seharian di terik matahari, menyiram media dengan air panas, ada juga yang merebus pupuk kandang sebelum digunakan. Cara lainnya yang sering dipraktikkan adalah menebarkan Furadan atau Basamine G ke media tanam untuk meracuni semut atau cacing.

2. Jenis dan Komposisi Media Tanam
Bahan organik yang digunakan bisa berupa pupuk kandang, kompos, humus, cincangan pakis, serutan kayu, dan arang. Komposisi media yang digunakan bisa berbeda-beda untuk setiap petani atau nurseri, tergantung pada iklim setempat.

Berikut beberapa variasi komposisi media yang selama ini dianggap ideal.

- Pakis dan Sekam bakar (arang sekam) dengan perbandingan 1 : 4.

- Sekam bakar dan pupuk kandang yang difermentasi dengan perbandingan 1: 1.

- Cacahan pakis dan kadaka (1:1).

- Pakis, humus, dan pupuk kandang (1:1:1).

Fungsi masing-masing komponen media:

· Pakis mempunyai rongga udara yang banyak, membuat akar tanaman bisa berkembang dengan nyaman dan memperoleh air dengan mudah. Pakis dikenal sebagai bahan campuran media yang bisa menyimpan air dalam jumlah cukup, sekligus drainase dan aerasinya mantap. Daya tahannya sebagai bahan media juga baik, yakni tidak mudah lapuk. Sangat layak digunakan di daerah dengan curah hujan tinggi.

· Sekam bakar dianggap memiliki daya serap terhadap air yang sedikit, tetapi aerasi udaranya sangat baik. Sekam disarankan sebagai bahan campuran media, tetapi digunakan sekitar 25% saja, karena dalam jumlah banyak akan mengurangi kemampuan media dalam menyerap air

· Pupuk kandang, baik berupa kotoran unggas atau ternak, atau humus dianggap memiliki kandungan N yang sangat menunjang dalam pembentukan daun, menjadikan daun lebih sehat dan segar serta membentuk sel dan jaringan pada tanaman.

Disarankan, setiap komponen dari media tersebut, disterilkan, guna menjaga tanaman terhindar dari jamur dan bakteri. Sterilisasi yang lazim dilakukan adalah dengan mengukus atau menyiram dengan air panas terlebih dulu pada komponen-komponen tersebut.

(Dikutip dari buku Pesona Anthurium Daun karangan Kurniawan Junaedhie, Penerbit Agromedia Pustaka, Jakarta)

Musuh-Musuh Anthurium

Tanaman anthurium memang memberi citra sebagai tanaman yang gagah, bermartabat, dan eksklusif. Citra itu tentu saja harus dijaga dengan perawatan yang baik. Daun anthurium yang koyak, berlobang, atau berwarna kuning atau hangus terbakar jelas akan menurunkan citranya. Berikut adalah musuh utama anthurium yang harus diwaspadai:

Hama

Kutu Daun (Aphis sp.)
Kutu daun hidup bergerombol pada daun muda atau pucuk daun dan helaian mahkota bunga. Hama ini menyerang tanaman dengan cara mengisap cairan sel, yang mengakibatkan pucuk atau bunga merana atau menjadi keriting. Kutu daun mengeluarkan cairan madu yang dapat mengundang datangnya semut.

Thrips (Thrips sp.)
Hama ini menyerang pucuk dan bunga anthurium dengan cara mengisap cairan sel yang mengakibatkan permukaan daun berwarna keperakan atau kekuningan seperti perunggu. Kadang-kadang daunnya juga menjadi keriting atau melintir.

Ulat Daun dan Kumbang (Lema sp.)
Kedua hama ini merusak daun secara tidak beraturan sehingga menyebabkan terganggunya proses fotosintesis. Serangan yang berat dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan tanaman.

Cara Mengatasi
Solusinya, potong bagian tanaman yang terserang, dan semprot tanaman dengan insektisida, seperti Decis 2,5, atau Curakron dengan dosis yang dianjurkan pada label kemasan. Penyemprotan sebaiknya dilakukan pada sore hari agar tidak menguap.Untuk menghalau semut, bisa menggunakan Furadan.

Jamur dan Bakteri

Penyakit Bercak Daun
Pada daun timbul bercak-bercak berwarna cokelat. Apabila diamati, di pusat bercak tadi terdapat konidium cendawan berbentuk gada memanjang atau benang yang lentur. Penyebab penyakit ini adalah jamur Cerrospora anthurii (Mycosphaerella anthuii Miles).


Penyakit Bercak Antraknosa
Bagian yang diserang adalah daun, tangkai daun, dan bunga. Akibatnya pada tempat yang diserang tadi muncul bercak cokelat, berlekuk, dan tidak teratur. Penyebabnya adalah jamur Collectotrichum anthurii Del.

Penyakit Busuk Batang atau Busuk Daun
Gejala yang tampak adalah batang dan daun berwarna kecokelatan dan membusuk. Penyebabnya bakteri yang dipicu oleh drainase media yang kurang baik sehingga tercipta kondisi lingkungan yang jelek

Cara Mengatasi
Solusinya, pangkas habis bagian tanaman yang sakit, dan semprot dengan fungisida, seperti Dithane M-45 atau Agrept. Gunakan dosis sesuai dengan yang tertera pada label.

Untuk mencegah munculnya hama atau penyakit di atas, upayakan agar kita selalu menciptakan sanitasi tanaman atau kebun yang baik. Dan yang tak kalah penting, adalah menciptakan media tanaman yang porous sehingga menjamin drainase berjalan baik agar perakaran tanaman juga dapat tumbuh sehat.

(Dikutip dari buku Pesona Anthurium Daun karangan Kurniawan Junaedhie, Penerbit Agromedia Pustaka, Jakarta)

Tips Membeli Anthurium


Anthurium punya banyak ragam, jenis, nama populer, selain nama-nama lokal dan ukuran bermacam-macam. Misalnya saja, jangan sampai Anda membeli anthurium indukan setingi satu meter dengan bentangan 1,5 meter, jika rumah Anda sempit. Atau, hanya karena murah, Anda membeli bibit yang membutuhkan waktu lama dan kesabaran untuk merawatnya. Orang lain menyebut Anthurium golok, tapi Anda menyebut pedang, atau tombak. Anda menyebut ular kobra, tapi orang lain menganggapnya berbentuk ular sanca. Pusing kan?

Berikut adalah beberapa hal yang perlu Anda perhatikan jika tidak ingin sesat di jalan:

1. Tanaman anthurium banyak jenis dan ragamnya. Demikian juga sosok atau ukurannya. Ada yang kecil ada yang besar. Tentukan dulu ukuran anthurium jenis yang ingin Anda beli dengan menyesesuaikan tempat yang Anda miliki. Jangan sampai Anda membeli anthurium indukan setingi satu meter dengan bentangan 1,5 meter, jika rumah Anda sempit.
2. Anthurium memiliki banyak nama, termasuk memiliki nama-nama yang populer. Jangan hanya membeli nama. Ingat, yang Anda beli adalah tanaman. Jadi belilah hanya tanaman yang sehat, yang menurut hati nurani Anda bagus, apa pun jenis anthuriumnya. Nama besar tapi anthurium tersebut tidak sehat, tidak berarti apa-apa.
3. Tanaman anthurium banyak menggunakan nama-nama lokal yang umumnya sekadar menunjukkan bentuk yang menyerupai sesuatu. Terus terang, hal seperti ini bisa sangat subyektif. Orang lain menyebut Anthurium golok, mungkin saja Anda menyebut pedang, atau tombak. Anda menyebut bentuknya seperti ular kobra, tapi orang lain mungkin menganggapnya berbentuk ular sanca.
4. Anthurium termasuk tanaman yang membutuhkan waktu lama dalam pertumbuhannya, sejak dari bibit sampai menjadi tanaman yang sedap dilihat. Jangan hanya karena murah, Anda membeli bibit anthurium, apalagi yang masih dalam bentuk kecambah. Dibutuhkan waktu lama dan kesabaran untuk merawatnya. Anda harus menimbang kemampuan tersebut. Betapapun, kalau Anda mantap, dan ada uang, beli saja tanaman dewasa. Tanaman dewasa umumnya sudah enak dilihat: tumbuh kompak, subur, kuat dan bisa langsung dipajang (atau bahkan bisa langsung dijual lagi, jika ada untung).
5. Anthurium punya banyak ragam..Beli hanya di nursery langganan yang terpercaya, untuk menjamin Anda membeli tanaman yang bagus. Atau jika Anda memburu anthurium jenis tertentu, Anda tidak tertipu.. Sedikitnya, kalau salah, Anda bisa komplain.
6. Jangan malu bertanya tentang segala sesuatunya, seperti cara perawatan, pemupukan dan lain sebagainya. Malu bertanya sesat di jalan. Nursery terpercaya adalah nursery yang bisa dan siap menjawab setiap pertanyaan Anda.

(Dikutip dari buku Pesona Anthurium Daun karangan Kurniawan Junaedhie, Penerbit Agromedia Pustaka, Jakarta)

Memilih Pot untuk Anthurium Anda
Anthurium sangat pantas dan cocok ditanam sebagai tanaman hias dalam pot (pot plant) dibanding ditanam di tanah atau di kebun. Sebagai tanaman pot, kita punya keuntungan khusus. Tanaman bisa dipindah-pindahkan penempatannya, sesuai keinginan kita.

Penempatan tanaman di pot yang pas, niscaya juga akan meningkatkan penampilan anthurium. Wajar, jika penanaman di pot tidak boleh dianggap sepele.

Dengan kata lain, pot tidak boleh dianggap sekadar wadah untuk menampung media dan menaruh tanaman. Persisnya, pot harus dianggap sebagai elemen penting agar tanaman enak dipandang mata.

Jenis Pot:
Ada banyak pilihan pot, Masing-masing ada segi plus-minusnya.

Pot plastik. Lebih awet, ringan, dan harga relatif lebih murah. Mudah diperoleh. Warna, bentuk dan ukuran beragam. Itu keuntungannya. Minusnya, pot plastik tidak memiliki pori-pori yang menjamin air dapat tetap meremebes keluar jika terlalu jenuh. Hal itu membuat aliran udarta dalam media tanam juga jadi kurang lancer. Efeknya, suhu dalam pot gampang naik sehingga bisa mengganggu kesehatan anthurium.

Pot porselen atau tembikar. Harga relatif lebih mahal. Tidak mudah diangkat, karena berat. Pot ini juga tak memiliki pori-pori di dindingnya. Keuntungannya, pot keramik beragam, dari yang polos sampai yang bercorak. Suka tidak suka, anthurium akan tambah berwibawa ditaruh di pot keramik.

Pot semen. Pot semen kaya akan bentuk dan biasanya diberi ornament seperti pecahan kaca, kulit kerang atau kerikil. Dinding berpori-pori, sehingga jika air berlebih bisa keluar. Repotnya, bobotnya biasanya berat. Dibutuhkan beberapa orang untuk mengangkatnya.

Pot tanah liat. Dindingnya berpori-pori, menjamin air tidak akan berlebihan di dalam media sehinga suhu udara di dalam media juga stabil. Kelebihan lain, pot tanah liat tidak berat dan harganya relatif lebih murah. Celakanya, pot tanah liat sangat rentan, dan mudah pecah. Salah-salah angkat, pot pecah, media tanam berantakan dan tanaman rusak.

Memilih Pot yang Proporsional:
Rumus yang harus kita pegang dalam memilih pot untuk anthurium adalah proporsionil agar tanaman enak dilihat. Tentu sangat tidak porporsional dan kurang estetis, jika anthurium yang tinggi daunnya mencapai 1 meter, ditanam dalam pot berdiameter 40 cm. Atau sebaliknya, sangat tidak pantas, anthurium yang panjang daunnya ‘hanya’ 30 cm, ditempatkan di pot berdiameter 45 cm.

Ada jenis anthurium yang keunggulannya terletak pada bentangan daun-daunnya yang mengembang seperti sayap burung. Untuk anthurium jenis ini, seyogyanya gunakan rumus sbb: Jika diameter bentangannya mencapai 1 meter, pilih diameter pot yang berukuran lebih kecil sekitar 20 persen dari bentangan daun tersebut. Jadi pot yang pas, adalah yang berdiameter 80 cm. Jika bentangan daunnya hanya 60 cm saja, maka gunakan pot berdiameter 35 atau 40 cm. Begitu seterusnya.

Untuk jenis-jenis anthurium tertentu, pot yang simetris dan proporsional saja belum cukup. Misalnya pada anthurium yang memiliki daun berjurai ke bawah seperti anthurium vetchii, kita masih harus menambah pilar di bawah pot, untuk memberi efek ekslusif pada sang anthurium.

Secara umum, untuk anthurium yang memiliki sosok gagah, akan lebih terlihat mempesona kalau ditaruh di pot dengan stegger pilar di bawahnya. Kesannya ekslusif.

(Dikutip dari buku PESONA ANTHURIUM DAUN, karangan Kurniawan Junaedhie, Penerbit Agromedia Pustaka, Jakarta)


IKHWAL ANTHURIUM YANG SUKA MENANGIS ATAU AIRMATA BUNDA

Belakangan ada nama baru untuk Anthurium, yaitu Anthurium Air Mata Bunda. Penggemar pun terkesima. Karena konon, anthurium itu bisa meneteskan airmata. Harga anthurium jenis itu pun kontan naik. Apa benar ada anthurium bisa menangis?

Di Karang Pandan, Solo, seorang pemain anthurium besar, terkekeh-kekeh mendengar info adanya anthurium yang suka nangis. "Kalau sampeyan datang ke sini senja atau malam hari, anthurium-anthirum saya banyak yang lagi menangis," katanya. Soal harga? "Ya harga biasa saja. Tinggal pilih jenis apa?" katanya.

Jenis anthurium yang gemar menangis ternyata memang tidak hanya jenis tertentu. Ada anthurium kol yang suka menangis, ada anthurium jenis sawi yang juga ternyata cengeng. Praktis, hampir semua jenis anthurium sangat gambreng, dan gampang bersedih hati.

Di dunia tanaman, hal ini sebetulnya bukan hal baru. Gejala seperti ini lazim disebut gutasi.

Proses terjadinya gutasi pada tanaman sangat mungkin terjadi hanya di pagi hari. Hal ini sangat berkaitan dengan proses fontosintesis yang membuahkan O2 (oksigen) dan energi dari pembongkaran glukosa dan carbondioksida.(CO2 + H2O C6H12O6 + O2 + energi )

Sedangkan gutasi yang terjadi pada tanaman adalah hasil dari serapan akar yang di bawa oleh jaringan silem maupun floem dalam mobilitas metabolisme tanaman, terutama pada proses respirasi (pernafasan) kebalikan dari proses fotosintat.

Dari jaringan angkut yang diwakili oleh akar batang dan daun ini membawa partikel air dan hara dari dalam media yang tersedia, berupa kation-kation dari unsur gizi tanaman C,H,N,S,P,O,K dan lainya berupa mineral, termasuk sebagian besar berupa mineral air. Sehingga ketika kandungan air tadi sampai pada jaringan daun, maka stomata daun akan menerima rangsangan dari tekanan angkut oleh proses respirasi. Perlu diingat bahwa hukum yang berlaku adalah pengaruh osmosis dari suhu lingkungan yang beda ekstrim.

Jadi ketika siang hari suhu tinggi tanaman melakukan metabolisme yang lebih sempurna, artinya simpanan kandungan air terpakai secara maksimal, sedangkan suhu rendah (malam hari) mulai melepas, sehingga di pagi fajar akan mengeluarkan kelebihan muatan uap air secara internal lewat stomata daun dan pengaruh grafitasi.

Sangat mungkin terjadi dukungan dari kumpulan embun pagi. Dari proses ini terjadilah gutasi yakni kumpulan air yang keluar dari stomata berupa tetesan-tetesan air yang sering kita lihat di ujung daun ke bawah tanah.

Kesimpulannya, air mata bunda sekadar akal bulus pedagang tanaman anthurium. Jadi hati-hati kalau nanti ada Anthurium Ayah Berduka. Jelas, itu fitnah belaka.


1 komentar:

Arul Florist Jakarta mengatakan...

Salam kenal.....numpang baca-baca